Dalam buku ini, Pamuk memberi makna lain terhadap kenangan dan kesedihan seorang individu: sebagai jejak sejarah yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan sebuah kota, bahkan sebuah peradaban. Namun, buku ini bukan hanya cerita tentang sebuah kota nun jauh di sana, melainkan sebuah buku indah yang mengisahkan banyak hal.
Sebagai seorang novelis terkemuka, Pamuk secara cemerlang mampu membuat memoar ini jauh dari membosankan kendati dia bercerita tentang hal-hal sederhana dan kenangan masa silam kota kelahirannya.
Dia menghubungkan benda-benda, lanskap, penanda kota, bangunan kuno, sungai, rumah, buku-buku, dan jalanan bisu dengan berbagai dongeng, mitos, kisah fantasi, legenda, fakta historis, tragedi kehidupan, sengketa politik, biografi orang ternama, kisah-kisah cinta—termasuk kisah cinta pertamanya—dan berbagai khazanah tersembunyi lainnya.
Membaca buku ini, kita seakan diajak membaca sebuah kumpulan cerita yang mengasyikkan, sekaligus menyiratkan perenungan yang dalam tentang hubungan unik antara manusia, ruang, dan waktu.
Sebagai seorang novelis terkemuka, Pamuk secara cemerlang mampu membuat memoar ini jauh dari membosankan kendati dia bercerita tentang hal-hal sederhana dan kenangan masa silam kota kelahirannya.
Dia menghubungkan benda-benda, lanskap, penanda kota, bangunan kuno, sungai, rumah, buku-buku, dan jalanan bisu dengan berbagai dongeng, mitos, kisah fantasi, legenda, fakta historis, tragedi kehidupan, sengketa politik, biografi orang ternama, kisah-kisah cinta—termasuk kisah cinta pertamanya—dan berbagai khazanah tersembunyi lainnya.
Membaca buku ini, kita seakan diajak membaca sebuah kumpulan cerita yang mengasyikkan, sekaligus menyiratkan perenungan yang dalam tentang hubungan unik antara manusia, ruang, dan waktu.
"Salah satu memoar yang paling menyentuh hati ..."
--Sunday Telegraph
"Sebuah buku yang sangat memikat dan daya pikatnya bukan terletak pada potret diri sang penulis, melainkan dalam identifikasi puitisnya dengan Istanbul … Novel-novelnya telah menjadikannya termasyhur ke seluruh dunia, tetapi mungkin dia akan dikenang paling lama karena kenangan sebuah kota yang dicintainya dengan sepenuh hati ini."
--Jan Morris, kritikus buku terkemuka
0 komentar:
Posting Komentar