NOVEL POPULER | KEMELUT HATI

Nasiyah menguak jendela kamarnya perlahan. Ia menatap burung-burung kecil yang lincah. Sayap-sayapnya begitu ringan berkepakan di udara. Cakar-cakar mungil itu tak lelah berlompatan dari satu dahan ke dahan lain. Sesaat bertengger di pohon dadap, lalu pindah ke dahan kopi, ke cabang-cabang cengkih, ke pelepah-pelepah kelapa. Suara burung-burung itu berdengung di telinga Nasiyah, membuat hatinya makin teriris, memuing di atas bantal berenda mawar ungu. 

Ya, sudah saatnya ia meredam ambisi. Keinginan menggebu untuk melanjutkan pendidikan harus ia telan. Semangat yang harus ia kubur dalam-dalam bersama segala kenangan indah di masa lalunya.  

Satu minggu, dua minggu, tiga puluh lima hari lagi! Hari dan tanggalnya sudah ditetapkan melalui rundingan para orang tua semalam. Kamis Pahing, dua puluh empat Jumadilakir, adalah hari baik yang telah disepakati, baik oleh tetua dari pihak Nasiyah maupun Diman, sebagai hari ijab kabul mereka.

0 komentar:

Posting Komentar