Abad informasi, sebaliknya dari meningkatkan pengendalian kita atas kehidupan kita sendiri, pada kenyataannya justru melahirkan semacam penjajahan baru yang lebih canggih berupa manipulasi dan pengendalian informasi. Persoalan ini dan persoalan peran subversif informasi dalam mencemarkan visi dan imagi tentang Islam dan masyarakat Islam mengawali pembahasan buku ini. Tak pelak inilah tantangan mahabesar terhadap Dunia Islam, pada masa kini dan terlebih lagi, pada masa-masa mendatang. Penulis menekankan bahwa negara-negara Muslim mesti mengembangkan suatu infrastruktur untuk menumbuhkan informasi-informasi mereka sendiri. Khususnya, ketika diingat bahwa informasi dari luar seringkali tak relevan, bahkan bersifat merusak dan bertentangan dengan kebutuhan-kebutuhan kaum Muslimin.
Sambil menganjurkan agar negara-negara Muslim mengejar ketertinggalannya di bidang ini, penulis menekankan pentingnya melestarikan sarana-sarana tradisional (Islami) untuk menyebarluaskan informasi lewat buku-buku dan perpustakaan-perpustakaan. Untuk itu, dengan amat menarik penulis mengungkapkan kokohnya akar kebudayaan buku, perpustakaan, dan penelitian dalam sejarah Islam, sejak dini. Akhirnya, penulis mengajukan usulan-usulan praktis bagi dibinanya sistem-sistem informasi nasional dan diciptakannya mekanisme-mekanisme transfer informasi di antara negara-negara Muslim yang berada dalam peringkat kemajuan yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar