NOVEL POPULER | DIATAS SAJADAH CINTA

Di saat-saat seperti ini tausyiah-tausyiah terasa urgen untuk menjaga spirit ruhani dan menumbuhkan kehidupan lslami. Dan hikmah serta cerita memegang bagian yang sangat besar dari tausyiah itu. Dengan hikmah dan cerita hati mudah tersentuh. Maka kehadiran kumpulan hikmah dalam buku ini sungguh menambah khazanah dakwah dan kesejukan hati. Apalagi cerita yang ditulis dalam buku ini bukan cerita yang beredar di dunia internet. Maka buku ini menjadi sesuatu yang perlu bagi mereka yang rindu kehidupan lslami."
-- Dr. Hadi Susanto
Pemerhati Sastra, Alumus Twente Universiteit, Belanda

"Sebuah usaha yang genial untuk menghimpunkan kisah-kisah yang bermuatan nilai Al-Quran dan As-Sunnah dalam bahasa fiksi, bahasa kehidupan sehari-hari, yang dengan itu orang tidak lagi merasa rumit belajar dan mengamalkan lslam. Demikianlah, Habiburrahman El Shirazy telah menghimpunnya untuk Anda dengan bahasa yang indah dan menyentuh hati dalam buku Di Atas Sajadah Cinta ini. Semoga kisah-kisah ini menggerakkan Anda menuju kebaikan selalu."
-- Izzatul Jannah
Novelis, Da'iyah dan Penggiat Forum Lingkar (FLP)

"Inilah kisah-kisah yang penuh dengan ibrah, makna yang dalam, diambil dari kisah teladan Nabi, para sahabat, para tabi'in dan mujahid-mujahidah lslam di masa lalu. Begitu membaca buku ini saya merasa seolah-olah terbetot, untuk kembali menekur dan menafakuri diri... Betapa banyak yang dapat diambil dari kumpulan kisah teladan ini. Sangat bermanfaat bagi para remaja kita..."
-- Pipiet Senja,
Sastrawan dan Novelis Tanah Air

"Ketika memamah Di Atas Sajadah Cinta, saya seperti membedah dongeng kehidupan yang sarat dengan makna. Membuat kita ingin terus berada Di Atas Sajadah Cinta."
-- Ali Muakhir
Penulis Nomik Olin dan Editor Penerbit DAR! Mizan

"Di Atas Sajadah Cinta, benar-benar kado terindah yang saya terima di hari pernikahan saya. Cerita-ceritanya sungguh menggugah nurani dan jiwa...Thank's a lot buat Kang Abik!"
-- Anif Sirsaeba
Adik kandung Habburahman El Shirazy
The Spirit of Life dan Penulis Buku Laris Berani Kaya Berani Takwa 

DAFTAR ISI :
1.  Diatas Sajadah Cinta
2.  Buah Cinta Berasa Takwa
3.  Kisah Cinta Teladan
4.  Surga di Telapak Kaki Ibu
5.  Ketika Derita Mengabadikan Cinta
6.  Pencinta Dunia di Zaman Nabi
7.  Mukjizat Baginda Nabi
8.  Menang Karena Azan
9.  Kisah Cinta dari Masjid At Taubah
10. Sedekah Berlipat 120 Ribu Kali
11. Ketika Madinah Paceklik
12. Sang Penolong
13. Tubuh Seharum Kesturi
14. Bukti Cinta Kepada Rakyat
15. Hadiah Seratus Cambukan
16. Sepenggal Kisah Cinta dari Cairo
17. Jalinan Cinta di Lorong Kota Kuffah
18. Ya Allah, Butakan Matanya!
19. Imam Ahmad, Orang Tua dan Anjing
20. Kecerdikan Panglima Islam
21. Prahara di Taman Surga
22. Kritikan Putri Imam Ahmad
23. Ksatria bercadar Hitam
24. Pengorbanan Anak Kecil
25. Semalam Bersama Jibril dan Mikail
26. Tobatnya Wanita Penggoda
27. Keajaiban Basmalah
28. Dahsyatnya Berkah dari Allah
29. Tangis Cinta di Masjid Basrah
30. Di Bawah Mizab Ka'bah
31. Ketika Cinta Berbuah Surga
32. Pesona Jiwa Ulama sejati
33. Ketika Masjid dan Rumah Bordil Roboh
34. Pahala Takut Kepada Allah
35. Nyanyian Cinta
36. Berkah Kesucian Niat dan Cinta
37. Tiga Lelaki Berjiwa Malaikat
38. Andai Jakarta Seperti Mata Kakak

NOVEL POPULER | KEMELUT HATI

Nasiyah menguak jendela kamarnya perlahan. Ia menatap burung-burung kecil yang lincah. Sayap-sayapnya begitu ringan berkepakan di udara. Cakar-cakar mungil itu tak lelah berlompatan dari satu dahan ke dahan lain. Sesaat bertengger di pohon dadap, lalu pindah ke dahan kopi, ke cabang-cabang cengkih, ke pelepah-pelepah kelapa. Suara burung-burung itu berdengung di telinga Nasiyah, membuat hatinya makin teriris, memuing di atas bantal berenda mawar ungu. 

Ya, sudah saatnya ia meredam ambisi. Keinginan menggebu untuk melanjutkan pendidikan harus ia telan. Semangat yang harus ia kubur dalam-dalam bersama segala kenangan indah di masa lalunya.  

Satu minggu, dua minggu, tiga puluh lima hari lagi! Hari dan tanggalnya sudah ditetapkan melalui rundingan para orang tua semalam. Kamis Pahing, dua puluh empat Jumadilakir, adalah hari baik yang telah disepakati, baik oleh tetua dari pihak Nasiyah maupun Diman, sebagai hari ijab kabul mereka.

EBOOK RELIGI | SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI

Ketika angin zaman menerpamu
Di atas cadas ataupun lumpur cemar
Teruslah mewangi wahai kuntumku
Tetaplah indah di padang liar
Hingga kaulah yang akan dipetik
Sebab mekarmu hanya sekali!

Putriku terkasih,...!!
Memandang lelapmu dalam dekapan sang ibu selama ini, selalu membuatku yakin bahwa segalanya akan berjalan baik-baik saja. Menikmati lembut nafasmu di atas buaian, selalu membuat nyaman perasaanku di saat itu. Lalu masa-masa yang indah itu dengan cepat telah berlalu. Dan usia terus saja mengambil jatahnya. Hingga ketika hari telah berganti minggu, dan bulan pun menapak tahun, tiba-tiba baru kusadari bahwa tak lama lagi kau akan lepas dari sisiku. Karena sudah tiba waktunya kau harus pergi. Menjemput kehidupan milikmu sendiri. Ya, sudah saatnya kau harus kulepaskan menuju kehidupan baru di luar sana.

Dunia luar! Adalah sebuah tempat yang sama sekali tak ramah, putriku. Sebuah ruang di mana kau harus mampu untuk tetap bertahan di tengah-tengah segala ancaman yang bakal terus menghadangmu. Dengan bumi yang semakin tua serta dipenuhi oleh beragam fasilitas yang seharusnya bisa lebih memudahkan kehidupan. Tapi ternyata semua itu justru membuat realitas kehidupan makin bertambah kacau dan carut marut. Hari-hari terakhir ini, segala bentuk kekerasan dan tindak jahiliyah sudah menampakkan diri secara terang-terangan. Pergaulan bebas dengan bermacam latar belakang dan sebabnya telah makin menjauhkan manusia dari kehidupan yang ideal. Percampuran antara pria dan wanita yang melanda setiap jengkal bumi telah menjadi pemandangan biasa dan wajar.

Dan tanpa disadari oleh siapa pun, ‘kewajaran’ itu mulai menampakkan gejala-gejala yang membahayakan. Ya, berbagai macam dampak negatif atas budaya ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan) mulai muncul. Dan lagi-lagi, kaum wanita seperti dirimu adalah yang pertama kali merasakan akibatnya, langsung maupun tidak. Lalu liputan dari berbagai media yang cuma berisikan berita-berita memiriskan jiwa. Semuanya berlomba-lomba untuk menampilkan sisi bengis dan buram wajah kehidupan. Kejahatan dan kemaksiatan di lingkungan sekitar kita hanyalah masalah waktu. Tak ada lagi sebuah tempat pun yang benar-benar aman. Begitulah! Ketika hari ini aku kembali lagi menatap dunia yang liar itu melalui jendela rumah kita.

Tiba-tiba telah digerakkan-Nya tanganku untuk menuliskan beberapa patah kata yang ingin kutitipkan untukmu. Maka hanya kepadamulah wahai puteri tercinta, kutuliskan surat ini. Bersama baluran doa restu serta curahan rasa cintaku yang tak pernah kering, akan kupintakan pada Allah Subhaanahu wa ta'ala –Sang Pemilik setiap jiwa-, agar selalu melindungimu di dalam naungan keselamatan serta ridha-Nya. Ketahuilah, bahwa aku sangat menyayangimu dan tak ingin kau kalah oleh liciknya jebakan dunia.

Akhirnya, selamat memasuki masa-masa remaja, putriku! Jagalah selalu hati dan dirimu di setiap tempat dan waktu. (sumber : www.alsofwah.or.id)

KUMPULAN CERPEN | IBLIS NGAMBEK

"Saya, atas nama Iblis, dengan ini menyatakan: mengundurkan diri sebagai penghasut dan penggoda manusia untuk berbuat dosa. Keputusan ini saya ambil dengan sesadar-adarnya, tanpa tekanan atau intimidasi, apalagi disuap oleh bangsa manusia... Perlu saya tegaskan bahwa Iblis tak mengenal suap atau korupsi. Jadi apabila ditemukan oknum Iblis mengorupsi uang negara, maka si oknum Iblis itu telah kangslupan manusia..."

Inilah buku yang berisi 15 cerpen terbaik Indra Tranggono, cerpenis dan penulis lakon dari Yogyakarta. Dengan lihai penulis mengolah berbagai kenyataan hidup menjadi karya fiksi yang akan menikam perasaan kemanusiaan kita, sehingga kita sepatutnya-jika tidak mau dikatakan harus- merenungkan kembali hal-hal yang kita anggap wajar selama ini. Tapi tak jarang pula kita ditampar dengan sindiran yang terbungkus dalam humor, sindiran khas orang Jawa. Tidak berlebihan bila Indra Tranggono disebut sebagai salah satu cerpenis terbaik Indonesia saat ini.