DI BALIK KISAH-KISAH HACKER LEGENDARIS

Hacker memang sosok yang banyak menuai kontroversi. Makna Hacker itu sendiri bisa bermacam-macam, sesuai perubahan zaman. Buku ini berusaha menampilkan dua sisi hacker, sisi pertama adalah mereka yang menggunakan kemampuan teknisnya untuk mengembangkan dunia teknologi informasi dan computer. Kelompok ini kerap disebut dengan istilah White-Hat Hackers. Sedangkan di sisi lain adalah mereka yang menggunakan kemampuan teknis untuk melakukan sesuatu yang melanggar batas-batas norma dan etika. Inilah kelompok Black-Hat Hackers, kelompok yang sangat dekat dengan kejahatan elekronik. Namun, sebenarnya dunia hacker tidak hitam-putih, istilah White-Hat dan Black Hat tidak bisa jadi harga mati. Umumnya seorang yang bergerak di bidang computer dan gemar melakukan kreasi dan eksperimen, terutama di bidang keamanan computer, lebih cocok dimasukkan dalam golongan Gray-Hat Hackers, hacker topi kelabu.

Semoga melalui buku ini pembaca dapat melihat hacker secara utuh dan memahaminya tanpa prasangka lagi. Bahkan etos hacker sebenarnya merupakan sesuatu yang layak untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, selama koridor etikanya dipenuhi. Jadilah seorang hacker!

MANIFESTO HACKER
Ada semacam romantisme kenakalan remaja pada budaya hacker. Napas-napas pemberontakan yang memikat, sama memikatnya seperti Jim Morisson, Che Guevara, Soe Hok Gie, Chairil Anwar, Iwan Fals, atau Eminem. Romantisme tersebut berasal dari idealisme kebebasan dan rasa ingin tahu. Seperti tercermin dalam dokumen ‘The Conscience of a Hacker’ (Hati Nurani Seorang Hacker) yang dituliskan seorang bernama The Mentor. Berikut cuplikan dokumen yang kerap disebut ‘Manifesto Hacker’ itu :

Inilah dunia kami…dunia electron dan switch, beauty of the baud. Kalian menyebut kami penjahat..karena kami menggunakan layanan yang sudah ada tanpa membayar, padahal layanan itu seharusnya sangat murah jika tidak dikuasai oleh orang-orang rakus. Kami kalian sebut penjahat..karena kami gemar menjelajah. Kami kalian sebut penjahat...karena kami mengejar ilmu pengetahuan. Kami ada tanpa mengejar ilmu pegetahuan. Kami ada tanpa warna kulit, tanpa kebangsaan, tanpa bias agama..tapi bagi kalian kami penjahat. 

Kami adalah penjahat...sedangkan kalianlah yang membuat bom nuklir, mengobarkan peperangan, membunuh, berbuat curang, berbohong, dan berusaha membuat kami percaya bahwa itu semua demi kebaikan kami. Ya, aku adalah penjahat. Kejahatanku adalah keingintahuanku. Kejahatanku adalah menilai orang berdasarkan perkataan dan pikiran mereka, dan bukan berdasarkan penampilan mereka, dan bukan berdasarkan penampilan mereka. Kejahatannku adalah menjadi lebih pintar dari kalian, sebuah dosa yang tak akan bisa kalian ampuni.  Aku adalah hacker, dan inilah menifestoku. Kau bisa menghentikan satu, tapi kau tak bisa menghentikan semuanya…bagaimanapun juga, kami semua sama. (The Mentor, 1986)

1 komentar:

pinkan rahmah mengatakan...

ohhhhhhhhhhhhhhhhhhh.ilike because ??????????????????????????????????????????????????????////////////and very2 good

Posting Komentar