SUKSES TANPA GELAR | Membangkitkan Roh Keberhasilan Dalam Diri Anda

Bagi saya, semua orang layak menjadi guru dan di semua tempat—di sekolah, di universitas, di bus, di pesawat, di kereta api, di jalan raya, di perpustakaan, di rumah, di kantor, di lobi, di toko, di pasar, di mana saja kehidupan berlangsung—saya dapat belajar. (Andrias Harefa)

Buku ini dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama mengajak pembaca untuk memikirkan makna sukses bagi diri sendiri, yakni sukses pada level pribadi. Mencari makna sukses berarti melakukan perjalananan ke dalamdiri sendiri. Mencari makna sukses berarti menguji dan mengevaluasi social "mirror (pandangan-pandangan atau label yang diberikan masyarakat dan orang-orang luar mengenai diri kita pribadi) yang acap kali buram dan gagal memantulkan realitas kebenaran yang sejati. Dalam perjalanan ke dalam diri itu, pembaca diajak untuk bertanya apakah makna sukses yang sesungguhnya, dan apa hubungannya dengan kepribadian yang sehat, dengan kebahagiaan dan kepuasan batin, dengan modernitas?

Untuk menemani perjalanan ke dalam diri itu, bagian kedua memberikan contoh-contoh yang nyata. Karena pertimbangan praktis, maka sebagian dari contoh-contoh tersebut diambil dari beberapa tulisan yang telah dimuat dalam penerbitan khusus di perusahaan tempat Penulis pernah bekerja. Satu dari tujuh contoh orang sukses dalam buku ini memiliki gelar kesarjanaan. Namun gelar bukanlah determinan utama yang membuat ia berhasil, sementara kisahnya sendiri terlalu bagus untuk tidak dimasukkan.

Selanjutnya, bagian terakhir memuat rahasia untuk sukses tanpa memiliki gelar, mengalahkan "roh memiliki" dengan cara membangkitkan "roh keberhasilan". Di sini ingin ditegaskan bahwa faktor-faktor penentu sukses sejati itu bukanlah atribut-atribut "fisik" seperti gelar akademis, jabatan, uang, dsb., bahkan juga bukan sekadar sikap positif dan keterampilan tertentu. Tetapi lebih dari itu. la mencakup pemahaman mengenai kebenaran (truth) mengenai keberadaan manusia dan segala potensinya, keyakinan dan peta mental (belief, paradigma) seseorang, serta komitmennya untuk mengembangkan kebiasaan dan karakter yang selaras dengan nilai-nilai kebenaran yang dipahaminya. Sukses yang sejati itu memanusiakan manusia.

0 komentar:

Posting Komentar