Novel Klasik | Sengsara Membawa Nikmat

Midun tidak habis pikir. Bagaimana mungkin Kacak -penghulu yang kaya raya, bangsawan tinggi kemenakan raja dikampungnya- menaruh iri dan dendam kepadanya, yang hanya seorang rakyat biasa! Midun merasa tidak melakukan perbuatan yang salah, menyinggung atau menyakiti orang lain. Ia tidak menyadari, justru kehalusan budi pekerti dan kerendahan hatinya menyebabkan ia begitu disayangi dan dibela oleh orang-orang sekampung, sehingga menerbitkan rasa cemburu dan benci Kacak.

Tak habis-habisnya Kacak mencari akal untuk menjebak, menyiksa bahkan menghabisi nyawa orang yang tak disenanginya. Niatnya tak pernah sampai karena penjagaan Ayah dan Guru Silat Midun. Tetapi akhirnya upaya Kacak berhasil juga: Midun dihukum penjara karena kesalahan yang sengaja ditimpakan kepadanya.

Menjadi orang hukuman benar-benar suatu hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Midun. Walaupun demikian, ia mencoba menjalani dengan tabah dan berani. Hari-hari di dalam penjara terasa berat, bahkan masa depan pun tidak jelas. Apa yang dapat ia lakukan untuk memperbaiki nasib? Midun memilih untuk tidak menyerah.

Kepribadian Midun yang ulet, sabar dan pengasih menarik hati siapa saja, sehingga ia disegani dalam pergaulan. Midun bersemangat mempelajari hal-hal baru di dalam dan di luar penjara. Perlahan garis hidupnya berubah, terlebih setelah ia berkenalan dengan Halimah, gadis cantik bernasib malang.

Bagaimana selanjutnya perjuangan Midun untuk bertahan hidup? Dapatkah ia mengubah nasibnya yang kurang beruntung? Dan bagaimana akhir permusuhannya dengan Kacak?

DOWNLOAD

1 komentar:

Anonim mengatakan...

apa kelemahan novel sengsara membawa nikmat?
dan hikmah apa yang dapat kita ambil dari novel tersebut?

Posting Komentar